Senin, 05 Desember 2011

Adil Tak Berarti Sama

       Namanya Olivia, dia mahasiwa dislah satu perguruan swasta Jakarta. perempuan manis yang hobby baca buku ini senang sekali berkunjung ke sebuah yayasan anak yatim pinggir kota. seperti sekarang ini, sabtu sore dibawah gerimis, oliv begitu sapaan akrabnya menyusuri gang-gang sempit menuju yayasan yang tlah dianggapnya sebagai rumah keduanya.
       "mbak oliv!! ada mbak oliv datang nii, cepetan kesini...!!" teriak anak perempuan dengan kuncir merah ketika melihat oliv datang, tak lama kemudian anak-anak lainya keluar menghambur menyambut kedatangannya.

Anak Koran

oleh ; Siami Khadijah Maysaroh

Koran! Koran! Koran kak, koran mbak!”
Aku menulis sambil duduk bersender dipohon rindang pinggir danau kampus. Mengamati anak-anak kecil itu. Begitu ceria, berlomba-lomba dengan teman teman lainya menawarkan satu persatu koran mereka. Anak–anak hebat! Mereka menepis rasa malu dengan berjualan koran di kampus hijau ini. Walau tak jarang menerima cibiran masam dari mereka yang memandang rendah, senyum itu tak pernah pudar. Tolakan demi tolakan mereka terima, namun semangat itu terlihat terus mengalir. Tak ada kata menyerah.

‘Jilbab’ awal ku..

Oleh: Siami Khadijah Maysaroh
        Aku duduk menatap layar TV yang menayangkan sinetron remaja, dengan sedikit tangisan akibat drama yang mereka mainkan membuatku terharu. 
       “Ami! Sini dulu nak, mama mau ngomong bentar” panggilan mama mengganggu konsentrasiku menonton. ‘uugh mama apaan sih ganggu aja’ gerutu ku dalam hati. Dengan berat aku melangkah malas menemui mama.
       “ada apa sih ma? Ganggu ami lagi nonton aja deh. Sinetronnya lagi seru-serunya tuh..” omelku tak terima.

"Apah!!"

Oleh: Siami Khadijah Maysaroh

           ”Amiii!!!”
        Aku tersentak dalam pencarian ku, mata itu begitu sembab dan redup. Kakak datang menghambur padaku, tangisnya pecah dipelukanku.
          “apah mi, apah! Hiks,” tangisnya semakin menjadi-jadi. Aku tak sanggup melihat tangis ini. Sontak air mataku pun mengalir. Entah hati ini juga begitu renyuh ketika mendengar kabar sedih ini.
       Kupapah kakak menuju kursi disudut koridor Rumah Sakit. Kucoba menenangkan tangisnya. Dia tampak begitu lelah. Wajar saja sejak tadi malam dia tak berhenti menangis. Suasana Rumah Sakit cukup ramai, kemungkinan tak kan ada yang melihat tangis kami disini.
           “sabar ya kak, kita doakan yang terbaik untuk apah! Kuatin hati kakak.”

^^^

‘Langkah ini Terhenti’

Oleh: Siami Khadijah Maysaroh

sore itu..
kuberjalan sendiri menyusurikoridor lain duniaku..
berjalan tanpa tiang-tiang yang menyokong pijakanku..
tanpa mereka yg menemaniku, hanya satu pelindungku saat ini..
entah apa yang kupikirkan, penasaran ini tak bisa ku bendung dan kaki ini pun mengajakku mlangkah ksana...

‘Kritis ku untuk kemajuan’

Oleh: Siami Khadijah Maysaroh


saya tegaskan sekali lagi..
bukan saya sok menggurui atau pun sok tau dalam hal ini..
tapi saya hanya ingin proses yang saya dapat adalah prosesyang benar..
saya lebih mengutamakan dan menghargai sebuah proses dalam pencapaian ini,,
kalaupun hasil yang saya dapatkan berhasil dan sukses maka saya anggap itu adalah bonus bagi saya..


bukankah selama ini kita telah berteriak-teriak menhujat para pelaku kekeliruan diluar sana???
lalu mengapa kita mlah menerapkan kekeliruan itu..
jika tak bisa mengubah keadaan, setidaknya kita tidak menjadi seorang donatur akan kekeliruan itu..
dan melalui proses ini lah saya anggap sebagai balasan atas kerja keras dan perjuangan dalam pencapaiannya..

‘Kalian bukan aku!’

Oleh; Siami Khadijah Maysaroh

sekarang saya bahkan dibilang tukang protes!!
so? bukankah pemikiran bisa berubah seiring waktu..
wajar kan ketika ada hal baru yang menggugat komitmen awal..
kenapa selalu menganggapnya sebagai pemberontakan negatif?
ayolah! bukan kah tujuan kita buat cari kebenaran?
meskipun sya tak tau persis kebenaran itu ada atau tidak!
tapi setidaknya kata benar mengarahkan kita pada kenyaman yg dijanjikan..

okee..
saya bukan ahli kebenaran, tapi sumpah! saya gag akan pernah mau jadi budak kesalahan hidup..
kenapa harus menyatakan skat yang bahkan kita sendiri tak tau wajarkah skat itu terbentuk..
hidup untuk kenyaman dua tirai yg sudah digariskan..
lalu apakah ketika garis itu berbelok pada haluan yg menurut (entah menurut siapa) slah, tak ada kata benar dlam garis yang bahkan tujuan awal dan akhirnya kita gag tau???

silahkan kalo memang klaim itu danggap pas buat saya!!
apapun klaim itu, tak mengubah pencapaian akhir yang mulai membuat saya pada titik yang menurut versi saya benar (benar saya berkah yang saya anggap pada pemikiran radikalL versi kalian)!!
heh!!
kadang memang kebutuhan akan "rasa penasaran" ini, membuat saya mengalahkan kebutuhan orang2 super diluar sana!!

apapun itu! hakim saya hanya satu dan abadi!!
tak usah coba mengadili saya yang menurut versi kalian kesleo ini..
setidaknya mugkin kenyamanan ini adalah kebenaran yang membawa saya pada hakim paling AdiL!!

Bukan berarti saya tak mengenalL identitas dri konsep hidup ini!!
hanya mungkin cara saya kalian anggap ektrims dan nyeleneh!
wajar saja..

‘Indonesia ku Lucu!’

Oleh: Siami Khadijah Maysaroh

iniklah indonesia kita hari ini..
ketika berteriak pendidikn mahal,,
mereka dengan bangga membeli nilai demi pendidikan itu..
ketika berteriakan meminta keadilan,,
mereka berbagi toek memiskinkan yang lain..

inikah bangsa yang kita cintai..
ketika diluarsana banyak anak mengais2 tanah toek mndapatkan sesuap nasi..
disisi lain mereka menghujat kebodohan anak bangsa..
saudaranya sendiri..

berteriaak-teriaak memamerkan gelar tertinggi..
namun sahabatnya tersingkir tak punya ilmu..
meringis menahan siksa tak seharusnya di negeri yang katanya adil ini..
mengiba tak berdaya di negeri yang katanya kaya ini..

inikah Indonesia kita yang tercinta????
yang punya misi mengejar ketertinggalan,,
membiarkan yang lain maju dan merelakan diri menjadi yang tertinggal..
satu terbantai yang lain mulai berteriak..
satu terinjak yang lain mulai sok memerhati..

mungkin kata "lucunya negri ini" memang tepat untuk bangsa yang indah ini..
kenapa lucu??ada yang bilang pendidikan mahal bukan??
tapi nyatanya pendidikan tetap laris dijadikan jualan..
ada yang bialng pendidikan tidak berkualitas ya??
tapi malah ada yang mengemis pada nilai..
rela membuang ilmu yang menjadi haknya hanya karena huruf yang mereka anggap mulia..
apa sebenaranya yang menjadi masalah??
yang bilang pendidikan gratis pun masih harus ngutang untuk ongkosnya saja..
 

liat mereka..
liat diri kita..
benar-benar lucu negara tercinta ini...

‘dunia kecil’

Oleh: Siami Khadijah Maysaroh


Latunan lagu merdu ini begitu indah ku dengar
Merdu dan begitu merasuk kedalam jiwa
Membawaku ke masa kecil yang manis
Masa kecil yang  telah lama ku tinggalkan
Dan begitu kurindukan saat ini, saat sekarang


Jika ku inggat kembali masa kecil ku
Tak hirau masalah dunia yang begitu memusingkan kepala
Begitu bahagia rasanya, tanpa intrik dunia yang begitu njlimet
Yang ku tau hanya bermain dalam kegembiraan dan bahagia


Kadang terpikir olehku ingin kembali menjadi sosok kecil yang menggemaskan
Sosok kecil yang membahagiakan semua orang
Walau merepotkan tangisan ku, tapi menjadi  kerinduan bagi bunda
Dan hidup dengan tawa tak tehalang


Namun jika ku terus berpikir untuk merepotkan,
Kapan lagi mendapat kesempatan direpotkan..
Hidup berputar, dan hari terus berganti
Inilah keadilan yang sesungguhanya
Adil karena kebutuhan kita, bukan adil karena keinginan

‘Aku kini semakin terkurung dalam dilema’

Oleh: Siami Khadijah Maysaroh

aku gemetar memulai ini..
aku sesak menarik hmbusan napas dalam ucap ku..
namun ini tlah bulat untuk ku mulai..
dan kini kumulai lah dengan goresan ini..

semakin kesini aku semakin tercabik dalam helaian ragu yang mengusik ku..
kini aku mulai berlabuh pada hal yg tak sepantasnya ku tuju..
aku mulai tersesat kembali dalam pmikiran rumit nan mnyiksa..
mulai terlilit lagi dalam benaman asumsi yang kau tumpahkan..

aku bukan dewi yang dengan mudah mengunakan kaki dan tanganku tuk mncabik sakit ini..
aku bukan permaisyuri yang dengan rayuanku ku bunuh ribuan racun yang menghadangku..
aku bukanlah seorang putri yang dengan idealisnya merong-rong meminta belaian ketenangan,,
karena aku juga bukan seorang tuna yang enggan melwan karena ketakutan dalam ruang ini..
setiap  ku adalah apa yang memang ku inginkan,,
bkan krena engkau..bkan krena dia.. bukan krena mereka pula..
ini adalah kputusan yang ku pilih..tak usah terlalu mengusik lembaran bru yg mulai terisi..

aku tak butuh rangkulan yang berangkat dari sebuah kekasihan mu..
aku tak butuh genggaman yang hangatnya menyakitiku..
kini ku ingin padangan yang menguatkan teguhnya kaki yg terluka..
aku sosok yang menurutku memang tercipta dari percikan keinginan yg bulat..
aku adalah tegarnya karang dalam deburan jarum yang mnghampiri..
kuatku adalah satu dalam keyakinan ku..
dan ingin ku tak kan pudar karena pandangan memicing dari sorot yang tak bersahabat..

kali ini aku dilema..
bukan berarti aku kosong dalam pencapaian ku..
hanya saja ku terpecah dalam konsen itu..

’13 Juni dalam catatan Ku’

Oleh: Siami Khadijah Maysaroh

Aku berada pada titik pencarian ku kini..
Darimana dan kemana titik itu kubawa?? aku tak tau pasti kini..
Ha ha ha..
Sejatinya aku memang ingin bahagia, bahagia dalam kuasa ku..
Tapi entah kenapa terlihat begitu menipu katanya..

Berjalan aku pada sebuah bongkahan batu berhias hijau daun sejuk mu..
Tetap saja aku merasa dalam kesendirian peran tak berteman..
Melangkah kembali pada butiran putih manis menghampar teras..
Hanya saja aku tak begitu terpikat pada silaunya bulir manis itu..
Lalu kembali pada pijakan berduri tanpa pegangan..
Nyatanya malah ketenangan dalam pekatnya kelam tanpa rasa yang ku cicip..

Apa yang sebenarnya kucari kini??
Jangankan kau, Tuhan pun tak ingin membagi sedikit rahasia_Nya padaku..
Hentakan langkah saja mungkin yang kini terasing dari telinga pengusik..
Tapi aku juga ingin ayunan penyemangat tentunya..
Meski sedikit terlihat manja, ini tetap membuatku berlabuh pada kenyaman..
Aku masih terlihat manja ternyata..

Munggkin akan mudah jika dalam cabangku hanya diam tak bersuara..
Hanya ada hening dan hembusan angin saja, itupun kalau tak ada yng berbiat tuk berisik..
Tapi apa mingkn bertahan dalam sunyinya langkah tanpa nada??
Aku tak jamin itu!!

Yaahh.. setidaknya punya goresan penyuara hati bukan??
Aku sedikit berkeras memang dalam hal ini..
Tak ada yang melarang bukan? Ini kan kuasa ku!!
Kenapa harus bangga berada pada titik tertinggi dalam jalan itu..
Padahal, awal dan akhirnya berada dalam titik  tak terbaca juga..

Tak usah tertawa!!
Setidaknya ada usaha, itu saja cukup!!

‘aku takut dan malu!!’

Oleh: Siami Khadijah Maysaroh

aku kembali merasakannya..
entah kenapa persaan ini kembali bertamu padaku..
senang saat melihat lambaian wajah berbalut keteduhan itu..
riuh debaran entah apa ini, saat langkah itu datang mendekat..
namun,
merasa malu melihat senyuman yang tak seharusnya kulihat..
kenapa begitu sulit ini..
(atau mungkin hanya perasaan ku saja yang menganggap ini sulit)
kadang terasa tertarik saat buih2 manis itu datang memanggilku..
salah tingkah jadinya..
tak jelas kemana melabuhkan rasa yang entah boleh atau tidak untuk kurasakan ini..
aku takhluk dengan pesona mu yang begitu mengaduk hati..
lalu disini aku takut hati ini menjadi dosa pada pesona itu..
aku kembali malu merasakan ini..
malu ketika pandangan hangat itu kau beri untuk ku..
malu karena hati ini tak ingin keruh karena mu..
dan malu untuk menatap senyuman dengan senyuman..
kni ku kembali tkhluk..
bukan pada keindahan yang ada padamu..
namun pada keindahan yang Dia titipkan padamu..
kini ku kembali takhluk..
bukan, dan bukan pada senyuman yang kau suguhkan padaku..
tapi pada Sang penyejuk hati yang mengizinkan perasaan ini ada padaku..
kini aku kembali tkhluk..
dan lagi2 bukan karena pesona dari untaian kata yang persembahkan padaku..
aku takhluk pada iman yang selalu Dia berikan padaku, saat ku merasa seperti ini..
berdosakah aku yang kembali merasakan ini??
bersalahkah aku yang tak mampu menolak tamu yang menguji iman ini..
aku ingin dia menjadi tamu yang Kau izinkan untukku..
(bukan untuk saat ini....)