Kamis, 09 Juni 2011

Mahasiswa sebagai pahlawan masyarakat

oleh : Siami Khadijah Maysaroh
                Pahlawan, ini adalah kata yang tidak asing lagi terdengar oleh telinga kita. Pahlawan adalah warga negara yang telah meninggal dunia. Telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata, perjuangan politik atau perjuangan dalam bentuk lain, mencapai/merebut/mempertahankan/ mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Atau, orang yang telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang menunjang pembangunan bangsa dan negara. Namun ada juga yang mengatakan, pahlawan adalah orang yang telah menghasilkan karya besar yang medatangkan harkat dan martabat bangsa indonesia. Pengabdian dan pejuangannya berlangsung hampirsepanjang hidupnya, tidak sesaat dan melebihi tugas yang diembannya. Perjuangannya memiliki jangkauan luas dan berdampak nasional. Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang tinggi. Pantang menyerah pada lawan ataupun musuh dalam perjuangannya. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang merusak nilai perjuangan.
Mahasisiwa, sebuah gelar kehormatan yang ditafsirkan dengan banyak arti. Ada yang mendiskripsikan mahasiswa sebagai calon ilmuan, ada juga yang mendiskripsiskan mahasiswasebagai calon pekerja. Itulah mahasiswa dengan berbagai tapsiranannya. Lalu apa sebenaranya hakokat mahasisiwa?
Kalaulah kita mau mengelompokan status masyarakat kedalam dua kelompok ekstrim, maka akan muncul dua kelompok yang sangatlah berbeda, yaitu:
1.       Kelompok pertama adalah kelompok kelas bawah
Kelompok ini di wakili oleh para buruh, petani, pengangguran dan semua orang yang ditindas. Mereka memang tertindas tetapi tidak bisa meneriakan penderitan yang mereka alami. Keterbatasan jenjang pendidikan yang merka miliki telah menjadikan mereka menjadi diam.
2.       Kelompok kedua adalah masyarakat kelas atas
Mereka diwakili oleh para pejabat, pengusaha, pemborong dan semua pemilik modal. Misalnya, dapat menjalankan usaha produksinya dengan mempekerjakan buruh dengan upah yang tidak sesuai.*
Itulah masyarakat, ada kelas atas dan ada kelas bawah. Jika memang demikian adanya marilah kita (sebagai mahasiswa) untuk memilih diantara keduanya. Menjadi masyarakat kelas atas atau kelas bawah.
                Ternyata kita tidak bisa memilih antara keduanya. Posisi kita tidak berada pada kelas atas ataupun kelas bawah. Kita ada diantara keduanya. Kita adalah panyambung  lidah pada kedua kelas ini. Posisi ini sangat menguntungkan kita. Sebaga orang yang berbekal intelektual kita dapat berkomunikasi pada kelas atas. Dan sebagai orang yang tidak sepenuhnya berada pada kelas atas, ternyata kita dapat diterima dengan mudah di masyarakat kelas bawah. Itulah modal kita yang kita gunakan untuk berkomunikasi pada kedua kelas tersebut.
                Modal itulah yang kemudian menggerakan mahasiswa untuk mengkomunikasikan suara orang-orang yang tidak tersampaikan. Modal itulah yang kemudian menjadi tanggung jawab bagi mahasiswa dan tanggung jawab itulah yang menggelitik saraf kepedulian mahasiswa yang kemudian memunculkan pertanyaan tentang hakikat mahasiswa. Apa gerakan dalam drama percaturan gerakan mahasiswa.
Jika generasi muda dahulu telah menorehkan sejarah pada masa pergerakannya. Maka kini adalah giliran kita. Abad ke 20 adalah abad yang sulit memang, dimana bangsa ini telah banyak mengalami kepedihan dan luka mendalam dikarenakan bencana dan ujian yang datang bergitu banyak tanpa kasihan.
Kita tidak sedang mengulang gerak-gerik 1908 atau menurunkan presiden layaknya 1966 dan 1998, karena itu bukanlah esensi. Tapi yang harus kita lakukan dalah menjadi pahlawan bagi masyarakat kelas bawah. Memperjuangkan hak yang tidak mereka dapatkan dan menjadi pengawas bagi mereka kelompok kelas atas. Karena esensinya dari gerakan mahasiswa adalah memperjuangkan keadilan ditanah air tercinta ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih telah mengunjungi blog kami..
silahkan tinggalkan kripik pedasnya :D