Selasa, 08 November 2011

GlobaLisasi media ditengah pergerakan pemuda hari ini


Oleh: Siami Khadijah Maysaroh

dunia bergerak dengan cepat dan tengah mendekati titik nadinya.”Pernyataan Uskup Agung Wuifstan dalam khotbahnya di New York  tahun 1014 tersebut sepertinya masih layak untuk menyebut perkembangan zaman sekarang. Berkaitan dengan hal itu, tentu saja berkaiytan dengan suatu perubahan yang sangat mencolok, yaitu globalisasi.
Kemudian timbul sebuah pertanyaan, Mengapa kemudian dengan globalisasi? Appadurai mendefinisikan bahwa globalisasi adalah terciptanya dunia yang tanpa batas. Tak berbeda dengan Giddens yang menyebutnya bahwa masyarakat kita dewasa ini adalah masyarakat “pengembara dalam ruang dan waktu.” Lantas, apabila dianalogikan globalisasi terjadi tak lain karena adanya sebuah perkembangan teknologi. Ini berarti kehidupan sekarang berkembang dibawah pengaruh ilmu, teknologi, dan pemikiran rasional yang berasal dari Eropa pada abad 17 hingga abad 18-an.
Perkembangan teknologi atas dasar pemenuhan kebutuhan ini menjadi pendukung atas berkembanganya dunia global saat ini. Yang kemudian setelah melalui tahapan panjang, sampailah pada suatu perkembangan yang semakin inovatif dan canggih. Hingga sekarang berbagai peralatan teknologi media digital dapat dengan mudah ditemukan dimana-mana dengan harga yang mulai terjangkau. Dan menurut hemat kami, kesemuanya itu pada intinya sampailah pada satu titik simpul yang bermuara pada sebuah revolusi teknologi komunikasi dan teknologi informasi.
Namun demikan, dalam fenomena tersebut dimana kita berada didunia ini tidak lah sendirian, adanya perkembangan teknologi seperti media digital ini, akan sentiasa selalu berhubungan dengan mereka yang berbeda pendapat tentang adanya pekembangan media digital ini. Bagi kaum fundamentalis, tentu saja adanya pekembangan media digital ini sangatlah manganggu dan berbahaya. Akan tetapi, bagi kaum kosmopolitan hal ini akan disambut baik dan menerimanya dengan tangan terbuka. Sedangkan bagi kaum moderat, mereka lebih mempunyai cara berpikir yang holistik. Selalu melihat dari sisi positif dan negatifnya.
Fenomena pesatnya perkembangan media digital akan membawa dampak yang signifikan. Pada arus ini, dalam realitasnya akan membawa ke sutau kelompok yang akan terkotak-kotakan. Namun, apabila dikaitkan dengan pesatnya perkembangan media digital sebagai salah satu faktor dalam fenomena globalisasi adanya pembagian-pembagian kelompok dan kepentingan pun akan ikut mengikuti peristiwa ekstrim pada banyak hal yang memepengaruhi kehidupan.
Hal ini pun terjadi pada negara baru yang mulai tumbuh, yaitu Indonesia. Negara teramah ini memang memiliki latar belakang yang berbeda atas berkembangan media dalam pemajuan informasi dan pemenuhan hiburan masyarakan bangsanya. Menurut hemat kami Indonesia mengalami sebuah era perubahan sosial politik yang cukup mendasar. Kehidupan demokrasi yang sempat stagnan pada masa Orde Baru, mulai menunjukkan gairah kehidupan yang sebenarnya. Salah satu indikator yang menunjukkan sejauh mana demokrasi mulai bernafas dengan lega adalah indikator kebebasan pers atau media yang pada waktu Orde Baru mengalami pemasungan yang luar biasa.
Kekuatan media yang seharusnya menjadi kontrol sosial dan politik justru menjadi bagian yang tak terpisahkan dari bagian hegemoni negara yang sedemikian kuat. Tidak mengherankan apabila media massa pada waktu itu menjadi state apparatus, yang artinya bahwa media massa justru menjadi corong kebijakan otoriterianisme yang dikembangkan dan dipraktekkan oleh rezim Orde Baru. Kenyataan memang jelas bahwa industri media massa Orde Baru dipengaruhi oleh sistem politik-ekonomi yang berkembang pada saat itu. Dan tetap pula bahwa kita tidak bisa menutup kenyataan bahwa media massa di Indonesia juga dipengaruhi oleh sistem kapitalisme media massa global pada waktu itu.
Ketika Indonesia mengalami perubahan sosial politik, rupanya imbas perubahan sosial yang terjadi juga dialami oleh industri media massa di Indonesia. Proses transisi demokrasi di Indonesia mempunyai daya tarik tersendiri. Penguatan peran media dalam kehidupan sosial semakin dirasakan sebagai faktor positif perubahan sosial di Indonesia. Meskipun, penguatan peran dan aktivitas media setelah “lengsernya” Soeharto juga mempunyai dampak negatif.
Tapi yang jelas, telah terjadi perubahan iklim ketidakbebasan menjadi kebebasan yang sempat “dirayakan” oleh para pelaku industri media di Indonesia.

1 komentar:

terimakasih telah mengunjungi blog kami..
silahkan tinggalkan kripik pedasnya :D