oleh: Siami Khadijah Maysaroh
China dalam beberapa tahun terakhir ini mencapai lompatan kemajuan yang tinggi dibanding negara-negara lain. Negara-negara Barat maju lain yang hampir terseok-seok menghadapi krisis keuangan dan perkenomian dunia tak mampu membendung ekspansi China dalam menguasai pasar dunia. Bahkan Amerika Serikat sendiri begitu mengkhawatirkan perekonomiannya andai China mendevaluasi mata uang Yuan-nya beberapa waktu lalu.
Kemajuan China membuat negeri itu menjadi kekuatan perekonomian dunia yang baru yang selama ini didominasi oleh negara-negara Barat yang kapitalis dan anti komunis. Sistem perekonomian kapitalis yang selama ini didewakan oleh negara-negara Barat tak mampu membawa negara-negara tersebut keluar dari krisis perekonomian dunia dengan cepat. Kemajuan dan kekuatan China ditunjukkan pula oleh kekuatan mata uang Yuan China yang akan menjadi salah satu dari tiga mata uang utama dunia dalam perdagangan internasional tahun 2015 nanti setelah Dollar dan Euro. Bank-bank di Indonesia pun akan siap menerima Yuan untuk menggantikan Dollar AS dalam transaksi perdagangan ekspor-impor antara China dan Indonesia. Apa rahasia China hingga bisa semaju dan sekuat sekarang?
Resep rahasia sebenarnya tak dimiliki China. Sebagai negara penganut paham komunis, China terlebih dahulu memperkuat perekonomian dalam negerinya. Sistem perekonomian komunis yang diterapkan oleh China memang mendukung hal tersebut. Dalam sistem komunis, pembangunan ekonomi lebih ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara merata. Jadi, tak ada orang yang memiliki jumlah kekayaan yang berlebih dibanding dengan yang lainnya. Tak heran, di awal kekuasaan Partai Komunis China, banyak tuan-tuan tanah di China yang dirampas hak kepemilikannya atas tanah untuk dibagikan pada petani-petani lainnya. Semua itu dilakukan atas nama Partai dan pemerataan.
Ketertutupan China dan Pengucilan dunia atas China pun membuat negeri itu menjadi lebih berdikari. Rakyat dituntut untuk produktif dan kreatif demi mencapai kemandirian bangsa. Pemerintah pun tak lepas tangan, dia tetap memfasilitasi rakyatnya meski dengan cara-cara radikal dan banyak dicemooh negara-negara Barat. Salah satunya adalah memaksa rakyatnya untuk hidup hemat dan tak berlebihan.
China pun memobilisasi rakyatnya yang berjumlah besar untuk memenuhi kebutuhan perekonomiannya sendiri. Susah dan senang ditanggung bersama. Dunia luar pun hanya memandang China sebagai penindas dan pmembungkam rakyatnya sendiri. Semua itu dilakukan agar rakyatnya tak terkontaminasi dengan gaya hidup hedonisme yang dilancarkan negara-negara kapitalis Barat, China membendung arus informasi yang masuk ke dalam negerinya, terutama yang berasal dari Barat tersebut. Demikian pula dengan arus informasi dari China, tak banyak yang tahu informasi tentang China.
Namun ketertutupan China terhadap dunia luar itu tak berlangsung lama. Tahun 1978, China melakukan reformasi ekonomi dan keterbukaan pasar yang dipelopori oleh Deng Xiaoping. Dalam reformasi tersebut, China mulai membuka diri namun pemerintah China tetap melindungi sektor-sektor penting untuk dikuasai negara. Penguasa China sadar betul bahwa kemajuan ekonomi pasar tanpa campur tangan yang kuat dari pemerintah kelak akan menghancurkan ekonomi negaranya sendiri. Hal itulah yang terjadi pada negara-negara dengan sistem perekonomian yang dikuasai oleh institusi atau orang dari luar.
Dalam penegakan hukum pun China tak main-main. Para koruptor yang merongrong perekonomian negara dihukum mati. Walau korupsi tak berhasil tuntas diberantas namun buat orang berpikir berkali-kali untuk korupsi dan menerima suap. China berprinsip bahwa koruptor selain merongrong keuangan negara dan merugikan rakyat, dia juga menghilangkan wibawa pemrintah atau penguasa di mata rakyatnya.
Sejak reformasi tersebut, China mampu mencapai dan mempertahankan pertumbuhan perekonomiannya rata-rata 9.8% selama 3 dekade terakhir, tiga kali lebih besar dari rata-rata dunia, dan menobatkan China sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia. Bagaimana dengan Indonesia?
Lalu apakah Indonesia harus menjadi Komunis dahulu baru bisa maju seperti Cina?? Saya rasa tidak harus seEkstrim itu. Pijakan yang kita junjung selama ini sudah cukup saya rasa, dengan Pancasila dan UUD 1945 coba kita bangun Indonesia seperti cita-cita pemuda bangsa selama ini. Jika tak bisa sampai cita-cita ini mugkin kehancuran menanti kita.
Atau, dari pada kita yang dihancurkan oleh keadaan, lebih baik mungkin kita yang menghancurkan semua ini!! (hahaha..)
bukan komunisnya yang membuat china maju tapi etos kerja yang sudah turun temurun terpatri di dalam kehidupan mereka berbangsa dan bernegara. etos kerja yang menjadi bagian kebudayaan china memberikan inovasi-inovasi kedalam prinsip komunis china dalam menjalankan pemerintahan...bisa dibilang komunis gaya baru...hehehe...
BalasHapussiip,, bagus tulisannya,, sarannya,, jangan terlalu emosional aja.. hehe
BalasHapus